Selasa, 25 Desember 2007

Dampak pemanasan global


Dampak Pemanasan Global

Mengapa? Tentu karena hal yang paling nyata adalah pemanasan global sebagai akibat emisi karbon (CO2) yang meningkat dapat mencairkan es di kutup dan meningkatkan permukaan air laut. Bagaimana dampaknya terhadap kondisi ekosistem dan sosial ekonomi pesisir? Bagaimana pula langkah-langkah yang mesti di tempuh untuk mengatasi hal tersebut?
Pemanasan global terjadi akibat peningkatan suhu global kaena terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan CFC sehimgga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Karena itu, akivitas ekonomi yang mengonsumsi energi fosil (bahan bakar minyak, batu bara dan sejenisnya yang tidak dapat di perbarui) memiliki konstribusi terhadap pemanasan global. Begitu pula deforentasi makin memperparah pemanasan global . Siapa sebenarnya yang seharusnya paling bertanggung jawab atas terjadinya pemanasan global?
Human Development Report (2007) yang baru saja dikeluarkan UNDP juga melaporkan bahwa akibat dari pemanasan global tersebut, pada kurun waktu 2000-2004, sekitar 262 juta orang telah terkena bencana iklim dan 98% dari mereka adalah penduduk di dunia ke tiga. Sementara itu , di Negara maju satu dari 1.500 orang merupakan korban bencana iklim. Banjir merupakan salah satu bencana yang disebabkan perubahan iklim itu. Peningkatan derajat 3-4 derajat celcius dapat menyababkan 330 juta orang di dunia akan kehilangan tempat tinggal akibat banjir. Tentu bila tidak di antisipasi, korban akan makin meningkat mengingat saat ini sekitar satu miliar orang hidup di permukiman kumuh yang rentan terkena banjir. Pada 2020 mereka di proyeksikan akan bertambah menjadi 1,4 miliar jiwa dan 2030 menjadi 2 miliar jiwa.
Peningkatan suhu air laut juga akan mempengaruhi badai tropis dan sekitar 334 juta orang sangat rentan terhadap badai tropis itu. Sementara itu, dampaknya terhadap pertanian dan ketahanan pangan sangat bijaksana. Di Afrika sekitar 60-90 juta hektare lahan di perkirakan akan terkena kekeringan dan merugikan sekitar US$26 miliar pada 2060.fakta-fakta itulah yang dapat menggambarkan bahwa dunia


ke tigalah yang akan menjadi korban dari perubahan iklim global yang sebenarnya di sebabkan Negara-negara maju
Memang hal yang paling nyata dari pemanasan global adalah dampaknya terhadap laut, yakni kenaikan permukaan air laut yang selanjutnya memiliki dampak terhadap kondisi sosial ekonomi. JIka terjadi kenaikan 50 cm di sekitar karibia sepertiga pantainya akan hilang (sumber dari kompas dan hasil penelitian Dasgupta dkk ) menunjukkan keniakan air laut 1 meter akan berdampak pada penduduk dunia dan merugikan wilayah domestik, wilayah kota, dan lahan pertanian.
Hilangnya pulau-pulau kecil merupakan ancaman langsung , tidak saja berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi dan ekosistem, tetapi juga geo politik kita, mengingat pulau terluar merupakan pijakan penting dalam menentukan batas wilayah dengan Negara lain. Selain kenaikan permukaan air laut, peningkatan suhu air laut akan berdampak pada ke anekaragaman hayati diwilayah pesisir dan laut secara umum, dengan peningkatan suhu sebesar 1,5-2,5 derajat celcius, 20%-30% spesies hewan dan tumbuhan terancam.
Untuk ekosistem pesisir dan laut, terumbu karang dan mangrove, kini mulai terancam. Pada 1998 saja sekitar 16% karang dunia rusak, antara lain berupa pemutihan. Kini , Indonesia memiliki 50 ribu km2 terumbu karang atau sekitar 18% dari luasan terumbu karang dunia. Namun demikian, kerusakan terumbu karang di Indonesia tidak hanya karena faktor iklim, tetapi juga karena ulah manusia (antropogenik) baik melalui praktik pengeboman maupun sedimintasi, dan seterusnya.Kerusakan terumbu karang tersebut akan sangat menggangg kegiatansosial ekonomi masyarakat, mengingat terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijatan dan bertelur sehingga berpengaruh stok ikan.. Bayangkan, sekitar 30 juta nelayan di dunia tergantung pada ikan-ikan karang . Dan, setengah kebutuhan protein dan kandungan gizi untuk 400 juta orang miskin di dunia disuplai dari ikan belum lagi nilai ekonomi untuk bahari.

Tidak ada komentar: